Sunday, December 14, 2008

Karena meskipun kau ganteng, kau bukanlah untukku

Aku tahu kau ganteng.
Tubuh tinggi rambut berdiri hidung mancung,
Bibir merah, mata menatap tajam dan dada bidang.
Kau berlari dua kali sehari dan berenang dua hari sekali
Demi figur Apollo yang melekat dengan indahnya pada dirimu
Tiap kali kau berdiri di depan cermin
Dari belakang kukagumi ciptaan Tuhan yang satu ini.
Tiap kali kau tersenyum memamerkan gigi putihmu yang kecil-kecil,
Ku merasa dunia ikut tersenyum bersamamu.

Tapi sayang, sungguh sayang
Tiap kau bicara yang keluar hanyalah celaan
`yang ini cerewet, yang itu tidak cantik´
`yang satu munafik, yang lain jual diri´
Tapi sayang, sungguh sayang
Yang ada di kepalamu hanyalah drama Jepang dan Angelina Jolie dalam tiga dimensi
Kau hanya diam saat ku tanyakan tentang Laskar Pelangi dan Haruki Murakami

Jadi sayang, sungguh sayang
Tiap kali kau bicara atau diam ku tak lagi melihat Dewa Yunani di cermin pagi tadi
Matamu yang tajam menyipit dan senyum mu menjadi seringai
Taring panjang menggantikan gigi putihmu yang kecil-kecil
Ejekanmu menutupi semua gaung tawamu
Dan kau bukan lagi Apollo dari legenda Artemis
Lebih mirip Cyclops si raksasa bermata satu
Yang ditakuti semua awak kapal Oddysey

Jadi sayang, sungguh sayang
Meskipun kau ganteng kau bukanlah untukku
Kau buat ku palingkan muka karena kesinisanmu
Kau buat ku gertakkan gigi karena kemasa-bodohanmu
Selamat tinggal, hybrid Apollo-Cyclops ku
Karena meskipun kau ganteng, kau bukanlah untukku.